Tokoh

Bergelantungannya Organisasi Kampus

Bergelantungannya Organisasi Kampus

Keterangan Gambar : Istimewa

BANYUWANGI - Tepat 25 tahun 2 bulan silam mahasiswa disebut sebagai pahlawan Reformasi, tak lain karena mahasiswa berani mengaspirasikan suara rakyat meskipun endingnya banyak nyawa yang berjatuhan, tetapi sekarang jangan kan mengaspirasikan suara rakyat, suara nya saja tak berani disuarakan, kenapa? 

Berenang sedikit lebih dalam lagi mengapa minat mahasiswa semakin hari semakin berkurang saja tak lain sebabnya kegiatan kampus yang padat, pandangan mahasiswa terhadap organisasi kampus, sifat apatis mahasiswa juga prgamatisnya tak lupa, kurangnya dorongan dari tenaga pengajar kampus dan yang terpenting pula kurangnya branding organisasi di media sosial seakan tak menunjukan kegairahan dalam berorganisasi. 

Mundur selangkah tak jauh dari sekarang kebanyakan para tokoh tokoh hebat di negara kita bahkan para pejuang Reformasi terkahir dari perut organisasi kampus, lantas kenapa sekarang malah mahasiswa berlari tak mau berdekat dengan organisasi kampus. Ternyata oh ternyata ketika membaca beberapa artikel dan situs bacaan, minat program pemerintah MBKM telah pesat banyak di minati mahasiswa ketika di bandingkan dengan minat organisasi kampus. 

Hasil dari diskusi dengan teman-teman yang sudah mengikuti program tersebut mereka mengatakan program ini sangat nyaman sekali, selain mata kuliah di konfersikan mereka juga dapat uang saku yang lumayan cukup besar bagi kantong mahasiswa bahkan ada pula dari mereka yang daftar untuk kedua kalinya, begitu gembiranya mereka yaaa. Dari hal ini sangat jelas sekali kenyaman jadi faktor utama, tapi apa kenyamanan itu jadi bendungan malasnya berfikir nya mahasiswa? Bisa dilihat kedepannya saja. 

Belum melihat kedepan ehh pada saat ini sudah banyak saja kemandekan daya kritis mahasiswa apalagi jadi wadah aspirasi rakyat, ambil contoh saja demonstrasi jarang sekali pada saat ini ada hal seperti itu meskipun ada suatu hal yang banyak merugikan rakyat, seakan akan buta dari hal seperti itu, sekalinya ada demonstrasi tak lama dari itu tiba-tiba mandek, kirain kenapa ehh ternyata para pemimpin barisan di kasih sarapan ranjau saja. 

Tak tau lagi mau mengajak seperti apalagi kalau gen Z sekarang ini sudah di kasih kenyamanan, di tidurkan di singgah sana kejahiliyahan.

Ditimpa lagi dengan segelintir problematika suatu organisasi pastinya sangat perlu yang namanya regenerasi apalagi perihal pemegang estafet kepengurusan, perlunya dekontruksi cara dan pemikiran-pemikiran yang kolot supaya bisa merekontruksi peradaban yang lebih cerah lagi. 

Seperti kebanyakan anggota organisasi sekarang mengedepankan perasaan dan kepentingan saja, seperti bangak pepetah "Jadilah kader yang berperan bukan baperan" Boro-boro berperan dilirik sinis dikit aja sudah baperan, juga "Hidupilah organisasimu bukan organisasi menghidupimu" Bagaimana mau menghidupi melihat yang biru biru saja sudah berusaha untuk menggali, jangan marah ini hanya otokritik saja. 

Jangan terlena dengan kenyamanan instan saja, tak ada proses yang mengenakan kecuali mie instan, mari kita hidupi organisasi jangan tengok kanan atau kiri apalagi tawaran kenyamanan yang dini, teruslah berproses tempa diri luar maupun dalam, usaha tak akan jauh dari hasil, selainnya bonus yang tak terduga