Daerah

PC Pemuda Muhammadiyah Muncar Lakukan Studi Managerial Pengelolaan Sampah di TPST Tembokrejo

PC Pemuda Muhammadiyah Muncar Lakukan Studi Managerial Pengelolaan Sampah di TPST Tembokrejo

Keterangan Gambar : Istimewa

Banyuwangi - Sejumlah Pemuda Muhammadiyah, Cabang Muncar Banyuwangi melakukan studi tour di TPST Desa Tembokrejo.

Para pemuda ini datang untuk belajar tentang managerial tata kelola sampah di wilayah tersebut.

Dipilihnya Desa Tembokrejo sebagai mitra belajar bukan tanpa alasan. Desa yang memiliki jumlah penduduk 28,811 jiwa ini dulunya merupakan salah penghasil sampah terbesar di Banyuwangi.

Dengan tata kelola yang baik sampah-sampah itu bukan lagi menjadi persoalan. Solusi hadir dengan adannya tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST).

Ketua Pemuda Muhammadiyah Cabang Muncar Kahareza Ilham Pratama mengatakan tujuan dari kegiatan itu adalah untuk menjalin sinergi.

Artinya, disini Pemuda Muhammadiyah berupaya membangun kepekaan para kader terhadap pentingnya menjaga lingkungan.

Di satu sisi, dari TPST pihaknya bisa belajar. Bahwa sampah yang kerab disebut masalah bila dikelola dengan baik dapat memberi efek domino. Baik dari segi ekonomi maupun serapan kerja.

"Terbukti dengan TPST Tembokrejo ini, oleh sebab itu kami disini ingin melihat bagaimana prosesnya. Kami ingin belajar," kata Kahareza Ilham Pratama.

Dalam pertemuan ini, total ada puluhan kader yang hadir. Mereka berasal dari sejumlah cabang seperti Muncar, Cluring, Srono dan Gambiran.

"Kami berterimakasih kepada Pemerintah Desa Tembokrejo, karena telah membuka selebar-lebarnya pintu untuk kami sehingga kami dapat belajar," tegasnya.

Sementara itu Kepala Desa Tembokrejo, Alfen Efendi mengapresiasi kegiatan yang digagas oleh Pemuda Muhammadiyah Cabang Muncar tersebut.

"Pemerintah desa sangat mendukung dan mengapresiasi Pemuda Muhammadiyah yang mau belajar. Semoga terus bisa bersinergi," bebernya.

Dalam sejarahnya, lanjut Alfen Efendi, TPST Tembokrejo telah berdiri sejak tahun 2017.

Hadirnya TPST mampu menjadi solusi untuk mengatasi problem sampah di sejumlah desa di Kecamatan Muncar.

"Per hari mampu mengelola sampah 10-12 ton," kata Kepala Desa Tembokrejo, Alfen Efendi.

Selain dapat mengatasi permasalahan sampah, hadirnya TPST juga berdampak pada sektor ekonomi.

Sampah plastik bisa dijual bahkan sampai ekspor. Sementara sampah organik dapat dijadikan pakan magot atau pupuk organik.

Hadirnya TPST pun mampu menyerap tenaga kerja.

"Saat ini ada 54 orang yang bekerja di TPST ini. Ada yang bertugas untuk memilah, ada yang bertugas sebagai pengambil sampah," bebernya.

Melihat manfaatnya, Pemerintah Desa, meletakkan TPST sebagai salah satu program prioritas. Akan terus dirawat dan turut dikembangkan.

"Saya mengapresiasi dan turut senang dengan kegiatan semacam ini karena bisa bersinergi," ujarnya.